Pemikiran Imam Khomeini ra: Konspirasi Memarjinalkan Ulama dari Politik

Pemikiran Imam Khomeini ra: Konspirasi Memarjinalkan Ulama dari Politik

Kita Tidak Punya Alasan

 

Hari ini Islam telah diserahkan kepada kalangan ulama di seluruh negeri kita, baik itu yang punya profesi lain atau tidak memiliki profesi lain tapi menjadi imam jumat atau imam shalat jamaah dan atau mereka yang tidak di dua profesi ini, seperti mereka yang hanya memimbing masyarakat. Nabi Muhammad Saw memperhatikan bangsa Iran. Seluruh perilaku kita diawasi oleh Allah Swt dan catatan amalan kita akan diserahkan kepada Imam Zaman af sesuai dengan riwayat. Imam Zaman af senantiasa mengawasi kita dan juga ulama. Mengawasi apa yang mereka lakukan.

 

Kini, ketika Islam diserahkan kepada ulama, maka tidak ada lagi alasan. Mereka tidak dapat mengatakan bahwa kami tidak mampu. Mereka tidak punya alasan untuk mengatakan kami tidak tahu. Mereka tidak boleh mengatakan bahwa rezim Shah tidak memberikan kita kesempatan untuk melakukan sesuatu. Semua ini sudah tidak ada dan Islam sekarang ada di tangan kalian. Ada di tangan ulama di seluruh negeri dan kalian ada dalam pengawasan ketat. Kalian diawasi Allah Swt dan para malaikat diperintahkan untuk mengawasi kalian. (Pidato di depan imam jumat dan jamaah provinsi Khorasan dan Fars, Sahifah Nour, jilid 18, hal 17-18)

 

* **

 

Akibat Buruk Tidak Peduli

 

Mereka yang tidak punya kepedulian akan urusan masyarakat, musibah yang menimpanya dan kejahatan yang terjadi di negara Islam lalu tenggelam dalam makan dan kenikmatan materi termasuk orang-orang yang dimaksud dalam ayat ini, "... Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka." (QS. Muhammad: 12)

 

Mereka menikmati dan makan sama seperti binatang. Orang-orang seperti ini tempatnya di neraka. Mereka lalai dan tidak mau tahu bahwa mereka tengah makan dari Baitul Mal. Mereka harus berkhidmat kepada Islam dan Muslimin. Apa yang dilakukan itu membuat mereka diserupakan dengan binatang. Karena binatang tidak tahu makanan yang tengah dimakannya berasal dari mana. Bila seluruh dunia mati dan hancur, ia akan tetap gembira selama rumput yang makanannya masih tetap berada di tempatnya. Tidak ada yang dipikirkannya. Ia menginginkan rumpunya dan makan "Ya'kuluun Kamaa Ta'kulu al-An'am". Dunia menjadi terhina dari orang-orang seperti ini. Muslimin terhina dengan orang-orang semacam ini. (Pidato Imam bertepatan dengan peringatan 2500 tahun, Sahifah Nour, jilid 1, hal 174)

 

* **

 

Adanya Perubahan

 

Ini merupakan sebuah perubahan yang terjadi. Sebuah perubahan yang mengajak semua untuk terlibat dalam masalah keseharian dan masalah politik. Masyarakat yang sebelumnya mempermasalahkan membaca koran, sekarang di rumah orang-orang itu ada radio dan bahkan televisi. Barang-barang halal, bukan yang haram. Sekarang masalah aktual juga diketengahkan dan dikonsumi umum. (Pidato di depan mahasiwa Fakultas Babul, Sahifah Nour, jilid 8, hal 183) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Jangan Melupakan Peran

 

Patut disayangkan bukan hanya rakyat, tapi ulama di negara-negara Islam kebanyakan tidak mengetahui peran konstruktif dan menentukan mereka dalam masalah kontemporer dan politik internasional. Mereka dipengaruhi doktrin dan pemahaman materialistik sehingga membayangkan pengaruh ulama sudah berkurang di masa peradaban, teknologi, industri, perkembangan sains dan kemajuan materi. Bahkan, Na'udzu billah, mereka membayangkan Islam tidak mampu mengelola negara.

 

Alhamdulillah, pasca kemenangan Revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh ulama mampu membalikkan pandangan ini. Dan sekalipun banyak upaya untuk menjegalnya dan konspirasi Timur dan Barat ditambah kedengkian kaki tangan mereka, tapi kemampuan ulama justru semakin mengkilap. (Pesan Baraah di musim haji, Sahifah Nour, jilid 20, hal 125)

 

 

* * *

 

Mempertahankan Republik Islam Kewajiban Paling Agung

 

Bila kita semua, khususnya ulama tidak berpartisipasi dan tidak hadir dalam setiap peristiwa yang terjadi, maka dapat dipastikan bahwa ketidakhadiran ini bakal menghancurkan revolusi ini, sekalipun hal itu akan terjadi di masa depan, sama seperti yang terjadi pada Revolusi Konstitusi. Melindungi Islam merupakan kewajiban ilahi dan kewajiban yang paling tinggi. Yakni, tidak ada kewajiban dalam Islam yang lebih tinggi dari melindungi Islam.

 

Bila melindungi Islam merupakan kewajiban terbesar, maka bagi kita semua dan seluruh ulama menjaga Republik Islam merupakan kewajiban paling agung. Bila diasumsikan ulama harus meminggirkan diri dan tidak mau berusaha memperbaiki masalah yang ada atau para penceramah melupakan peristiwa-peristiwa aktual, begitu juga masalah revolusi, maka Revolusi Islam ini akan hancur. (Pidato di hadapan para ulama dan penceramah, Sahifah Nour, jilid 15, 203)

 

* * *

 

Melindungi Citra Ulama

 

Setiap orang harus serius dengan pekerjaannya dan setiap pekerjaannya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dan pada saat yang sama mereka harus berpartisipasi bagi negaranya. Ia tidak boleh menghilang dari urusan politik yang terjadi di negaranya. Harus diperhatikan bila satu waktu, sebagai contoh ada individu, kelompok atau pemerintah yang salah meletakkan kakinya, maka semua harus memrotesnya. Jangan biarkan kesalahan itu terjadi. Atau bila ada seorang yang tidak benar dipilih sebagai petugas, sementara para tokoh dan ulama mengetahui bahwa orang itu fasid, maka mereka sendiri jangan menemuinya, tapi memberikan informasi kepada lembaga yang dapat mengubahnya dan menuntut dari lembaga itu untuk menggantinya.

 

Bila mereka sendiri yang pergi menemui orang itu dan menurunkan dan mengeluarkannya, hal ini menyebabkan kelemahan. Bagi mereka yang ahli ilmu harus membimbing mereka dan membimbing pemerintah. Mereka harus memberitahukan pemerintah bahwa orang yang ditugaskan itu tidak benar dan berusaha memaksa pemerintah atau parlemen agar masalah ini dibereskan.

 

Bila mereka sendiri secara langsung ingin mencampuri urusan ini, maka yang terjadi adalah rakyat akan berprasangka buruk. Oleh karenanya, kalian harus melindungi citra kalian sendiri dan hukumnya adalah wajib. Setiap orang mukmin harus menjaga citranya dan hukumnya wajib. Akan tetapi penekanan kewajiban ini lebih kepada para ulama. Ini merupakan kewajiban kita agar setiap orang menghormati pekerjaannya dan jangan sampai mereka tidak suka dengan pekerjaannya. Imam jamaah harus menghormati jamaahnya, penceramah dengan mimbar tempat ia berceramah dan begitu juga setiap marji dengan marjaiyahnya serta ulama dengan masalah yang dimilikinya. Mereka harus menghormati apa yang dimilikinya dan harus berpartisipasi dalam urusan politik. (Pidato di hadapan ulama dan imam jamaah, Sahifah Nour, jilid 12, hal 229-230)

Berpartisipasi Politik Secara Bersama

 

Saya berharap kalian dengan kesucian hati mau bersama-sama dan mengajak masyarakat ke arah perbaikan serta yang lebih penting semua bersama-sama berpartisipasi politik. Kalian harus mengajak rakyat untuk ikut berpartisipasi politik. Jangan sampai ada gambaran bahwa ada orang baik yang meminggirkan dirinya dengan tangan memegang tasbih dan berzikir di masjid. Karena bila orang baik itu definisinya demikian, maka Rasulullah Saw dan Imam Ali as sudah pasti melakukan perbuatan itu. Sementara kita tidak pernah tahu dalam sejarah ada yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw dan Imam ali as mengisolasi diri dari kehidupan dan hanya duduk di masjid sambil berzikir. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya, mereka hadir dalam setiap peristiwa dan terlibat dalam masalah politik.

 

Oleh karenanya, bila ada sebagian orang yang duduk menyendiri dan mengatakan bahwa kita harus mengisolasi diri adalah ucapan yang tidak benar. (Pidato di hadapan para Imam Jumat provinsi Khorasan, Sahifah Nour, jilid 17, hal 83)

 

* * *

 

Berpartisipasi Aktif dalam Politik Kunci Kemenangan

 

Saya telah mengatakan kepada ulama agar senantisa mengingatkan rakyat, begitu juga para mubalig bahwa partisipasi mereka di arena politik dan dukungan mereka kepada Republik Islam Iran, parlemen, pemerintah, mahkamah agung, militer, Pasdaran dan semuanya merupakan rahasia kemenangan yang akan kembali kepada kalian sendiri. Sebagai bentuk ucapan syukur akan nikmat kemenangan, kalian harus mengajak rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam urusan politik. Rakyat tidak boleh membiarkan masalah yang dihadapi pemerintah, parlemen atau militer dan hanya memandangnya, tapi harus mengontrol dengan cara berpartisipasi aktif dalam urusan politik. Aktivitas kalian yang membuat Republik Islam Iran tetap hidup dan Insya Allah, aktivitas kalian ini akan tetap hidup dan berkembang. (Pidato di hadapan para Imam Jumat dan ulama provinsi Hamedan, Sahifah Nour, jilid 17, hal 95)

 

* * *

 

Mengisolasi Diri Termasuk Tipuan Iblis

 

Para ulama harus bersatu dan jangan sampai mengisolasi diri. Semua harus berpartisipasi aktif dalam urusan politik dan bersatu. Kita ingin menjaga Islam. Dengan mengisolasi diri, kita tidak dapat melindungi Islam.

 

Jangan pernah berkhayal bahwa dengan menarik diri dari urusan politik berarti kewajiban telah gugur untuk kalian. Karena yang terjadi kewajiban itu menjadi lebih berat bagi kalian. Oleh karenanya, kalian harus berpartisipasi aktif dalam urusan politik. Semua ulama harus berpartisipasi.

 

Mengisolasi diri merupakan tipuan Iblis. Ia tidak ingin kita bersatu. Karena kekuatan dihasilkan dengan persatuan; baik militer, Pasdaran, Basij, kelompok-kelompok masyarakat. Semua harus bersatu. Bila kalian bersatu, maka Allah Swt akan memberikan pertolongan kemenangan kepada kalian. (Pidato di hadapan Presiden, Ketua Parlemen..., Sahifah Nour, Jilid 20, hal 6)

 

* * *

 

Memarjinalkan Ulama Merupakan Tujuan Utama

 

Kalian, khususnya ahli ilmu, menjadi target utama. Bila kalian berhasil dikeluarkan dari urusan politik, berarti mereka telah meminggirkan Islam. Ilmu kedokteran tanpa seorang dokter tidak bermanfaat. Oleh karenanya kita membutuhkan dokter dan juga orang-orang yang ahli di pelbagai bidang.

 

Islam tanpa ulama sama seperti ilmu kedokteran tanpa dokter. Bila kita menyaksikan Islam berada dalam kondisi saat ini dikarenakan perjuangan para ulama. Sekarang kalian harus waspada dan berkewajiban untuk menyerahkan Islam dengan penuh keagungan dan kewibawaan kepada generasi yang akan datang. (Pidato di hadapan ulama Tehran, Sahifah Nour, jilid 5, hal 62) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Sumber: Rouhaniyat va Siyasat az Didgah Imam Khomeini ra, Rasoul Saadatmand, Qom, Tasnim, 1378, cetakan pertama

Kirim komentar